Pandemi wabah virus corona belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Pemerintah telah melakukan segala upaya untuk menekan penyebarannya antara lain dengan menerbitkan larangan mudik yang berdampak pada penutupan sarana transportasi dan pembatasan-pembatasan lainnya, seperti bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Di beberapa daerah telah ditetapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Adu debat atas upaya yang sedang dijalankan tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), tentu kita mendukung sepenuhnya upaya yang saat ini dijalankan oleh pemerintah. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Saatnya kita bersatu padu untuk bersama-sama menghadapinya sesuai peran kita masing-masing. Bencana alam banjir menambah derita yang berdampak pandemi. Oleh karena itu, warga besar SMP Negeri 3 Gombong dalam rangka hari jadinya yang ke-36 memberikan bantuan sosial kepada kurban banjir di Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen.
Kita dihadapkan pada masa yang penuh dengan tantangan. Pandemi virus corona telah memberikan efek domino dalam berbagai bidang, antara lain sosial, budaya, dan ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa penyebaran virus corona yang masif di Indonesia berimbas negative pada kegiatan ekonomi. Di sektor konsumsi rumah tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pengangguran dan kemiskinan meningkat. Kinerja pelaku usaha menurun, terdampak virus sehingga tidak dapat melaksanakan usahanya, bahkan dihadapkan pada ancaman kebangkrutan.
Kita patut bersyukur sebagai ASN masih memperoleh penghasilan secara penuh dan dengan kebijakan pemerintah, ASN masih memperoleh Tunjangan Hari Raya Idul Fitri. Guru dan karyawan SMP Negeri 3 Gombong senantiasa melaksanakan tugas dengan penuh integritas tetap memacu anak dalam belajar sebagai upaya untuk meraih yang dicita-citakan. Kebersamaan dengan peserta didik secara langsung memang tidak dapat kita dilakukan untuk beberapa waktu, tetapi hanya dapat secara online. Inilah episode babak baru dalam kehidupan yang harus kita jalani. Namun, kita harus senantiasa bersyukur terlebih jika kita melihat bagaimana saudara-saudara kita yang menggantungkan hidupnya dari upah harian atau yang saat ini terkena Pemutusan Hubungan Kerja /dirumahkan sementara waktu namun tidak memperoleh gaji dan terdampak kelesuan ekonomi karena pandemi virus corona. Hal ini dapat menjadikan cermin bagi kita karena pengorbanan yang kita lakukan untuk tetap di tempat tugas dan kehilangan kenikmatan berkumpul dengan para siswa sementara waktu, tidak sebanding dengan pengorbanan saudara-saudara kita yang lain yang terdampak pandemi virus corona.
Inilah saat yang tepat untuk berbagi dengan aneka bencana yang menerpa, untuk meningkatkan kepedulian kita dan tenggang rasa kita atas pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Kita dapat berperan sebagai perantara rezeki bagi saudara kita yang terdampak virus corona dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apresiasi yang tinggi atas kegiatan-kegiatan peduli sesama yang dilakukan oleh warga besar SMP Negeri 3 Gombong.
Kehidupan ini tidak hanya tentang “akuâ€, namun hidup juga tentang lingkungan sekitar kita dan negara yang kita cintai. Perantara rezeki ini akan menghubungkan antar orang dan masyarakat, saling bahu-membahu bersama-sama menghadapi tantangan ini. Tidak lagi bicara “aku†namun “kitaâ€. Hal-hal kecil yang kita lakukan bisa jadi akan memberikan dampak besar bagi saudara kita yang lain.
Menurut para ulama, rezeki tidak selalu berwujud materi atau harta saja, tetapi dibagi menjadi 4 bagian yaitu harta, tahta, kata, dan cinta (4-ta). Kita bisa berbagi dengan harta kita, kebijakan yang kita ambil karena jabatan (tahta) kita, atau kata-kata motivasi kita atau dengan cinta kita bagi sesama. Karena itu, agar hidup kita tenang dan bahagia, kita bisa mengalirkan atau menyalurkan rezeki kita kepada orang-orang di sekitar kita kepada saudara kita yang membutuhkan. Salah satu caranya adalah dengan menjadi perantara rezeki, sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan akan kembali ke diri kita.
Menurut penulis, strategi belajar siswa di tengah pandemi ini akan membentuk suatu cara belajar baru yang akan berpengaruh terhadap kualitas belajar dan berdampak pada hasil belajar, akhirnya akan berpengaruh kompetensi anak. Selanjutnya, akan berpengaruh ke kualitas /mutu pendidikan Indonesia. Dampak selanjutnya karena hasil belajar siswa menurun maka kualitas pendidkan menurun yang pada akhirnya akan berpengaruh pada dunia kerja. Hal ini tentu akan berpengaruh kembali dalam duna pendidikan secara keseluruhan dan akan berpengaruh dalam upaya-upaya pencapaian target kopetensi yg telah ditetapkan.
Oleh karena itu, kita harus berperan aktif ikut memotong siklus tersebut dengan berbagi kepada yang membutuhkan sehingga kita bisa tetap sehat bersama dan akan melewati wabah pandemi corona ini lebih cepat lagi. Sekecil apapun upaya yang telah kita lakukan akan memberikan dampak bagi lingkungan kita. Menjadi perantara rezeki juga akan memberikan kebahagian pada diri.
Kebahagian dapat kita ciptakan agar imun tubuh kita semakin baik. Menurut Profesor Daniel Gilbert, ada dua jenis kebahagian, yaitu kebahagian alami dan kebahagian sintesis. Kebahagian alami merupakan kebahagian yang dirasakan secara spontan saat mendapatkan apa yang kita inginkan. Sedangkan kebahagian sintesis merupakan kebahagian yang sengaja kita pikirkan atau kita lakukan agar kita bahagia. Ternyata kebahagian sintesis ini yang akan bertahan lama karena pada kebahagian sintesis kendali ada pada diri sendiri sedangkan kebahagiaan alami akan sangat tergantung pada peristiswa-peristiwa yang kita alami dan rentan terombang ambing antara bahagia dan menderita.
Perantara rezeki akan membantu orang lain dalam menghadapi masalahnya terkait pandemi ini. Saat orang lain tersebut telah menemukan solusi atas masalahnya tentu mereka akan bahagia. Kabahagian orang lain tersebut akan kembali ke diri kita. Apakah dengan harta kita, takhta (jabatan) kita, kata-kata motivasi kita, atau dengan cinta kita bagi sesama.
Andrew Matthes dalam buku Being Happy: A Hand book to Greater Confidence and Security menyampaikan bahwa yang menentukan kebahagian kita bukanlah apa yang terjadi pada kita, melainkan bagaimana reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi pada kehidupan kita. Hal ini, relevan dengan kondisi kita saat ini yang sedang menghadapi pandemi virus corona. Saatnya kita bereaksi secara positif dengan berbagi agar memberikan kebahagian pada diri dan meningkatkan imun tubuh sehingga dijauhkan dari virus corona.
Setiap apa yang kita lakukan akan kembali ke diri kita. Ketika kita membantu orang lain maka suatu saat kita juga akan dibantu untuk menyelesaikan masalah kita, entah dari mana bantuan itu datangnya. Mari bersama kita ciptakan kebahagaian bagi masing-masing diri dengan menjadi perantara rejeki dan berbagi saat menghadapi pandemi.